Selamat datang di Novo Olshop ! Pilih barang yang anda inginkan dan sms atau WA ke 0838 4000 1415

Jumat, 28 Juli 2017

Bulan Terbelah di India

Oleh : Novo Indarto
Dipublikasikan di Facebook tanggal 9 Maret 2016

(Seharian ini media dipenuhi berita gerhana matahari pagi tadi, mengingatkan saya pada mbak Hanum Rais.
Loh apa hubungannya?)

Sekitar jam 9 malam, lelaki tersebut menunjuk ke bulan dan menggerakkan jarinya seakan membelah sesuatu, dan bulan pun terbelah menjadi dua! Dua bagian bulan tersebut menjauh kemudian tidak lama mendekat menyatu lagi. Orang-orang di sekitar lelaki tersebut pun ramai. Sebagian takjub namun sebagian menganggapnya sebuah sihir belaka. Sebagian dari mereka kemudian pergi ke pinggir kota menunggu para pedagang yang baru datang dari jauh. Beberapa hari menunggu datanglah rombongan pedagang. Para penduduk bertanya kepada pedagang, “Apakah kalian melihat bulan tidak seperti biasanya?” Jawab pedagang, “Ya, beberapa malam lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua kemudian bersatu lagi.” Semakin gemparlah penduduk kota. Itu bukan sihir, pikir mereka.

Peristiwa tersebut terjadi tahun 617 Masehi dan dilihat masyarakat di bagian bumi yang berbeda. Nun jauh di seberang lautan di semenanjung Hindia dimana matahari dan bulan menjadi bagian penting dalam budaya mereka, banyak masyarakat yang menyaksikan fenomena tersebut. Tidak tanggung-tanggung, dua raja tercatat dalam sejarah menjadi saksi. Yang pertama bernama King Cheraman Perumal (King Chakrawati Farmas), seorang raja Kodungallur dari Chera Empire di pantai Malabar, Kerala, India yang pada jam setengah 12 masih menikmati malam bersama istrinya di bagian atas istana. Kejadian tersebut tercatat dalam manuskrip nomor 2807 halaman 152-173 yang tersimpan di London. Saat sekelompok pedagang Arab singgah di pelabuhan Malabar, mereka menghadap raja dan bercerita bahwa mereka berasal dari daerah dimana seorang lelaki ditantang penduduk untuk membelah bulan dan ternyata bisa membelah bulan dengan isyarat jari tangannya. Sang raja terhenyak dan langsung memberikan tahta pada anaknya. Ia bersama rombongan mencari lelaki tersebut ke sebuah kota yang dikelilingi padang pasir. Ia berhasil bertemu dan mempersembahkan oleh-oleh jahe dalam tembikar yang saat itu merupakan komoditas mahal. Ia diberi nama baru Tajuddin oleh lelaki tersebut. Ia kembali ke negerinya dengan rombongan dan Malik bin Dinar namun meninggal di Oman. Surat yang telah ditulis sebelum meninggal disampaikan kepada keluarga kerajaan dan dibangunlah 14 masjid pertama di India di sekitar Kerala yang bisa dilihat hingga sekarang dengan struktur yang masih sama. 

Kemudian raja kedua adalah King Bhoj, seorang raja Dhar di perbatasan Madya Pradesh dan Gujarat. Melihat bulan terbelah dua, ia ketakutan dunia akan kiamat dan langsung memerintahkan tanda bahaya. Kemudian ia menyuruh para resi untuk membuka semua pustaka kuno sanskerta apakah ada keterangan berkaitan dengan hal tersebut. Didapatlah keterangan di Veda, Bavisha Purana, Mahabharata, dan Kalki Purana bahwa seorang Bathara Guru akan datang ke negeri asing (mlechcha acharya) dan ia berasal dari daerah berpasir (marusthal). Ia bernama Mahaamad dan akan datang ke Bhoj penguasa Dhar dan mengajarkan agama yang membolehkan makan daging atas perintah Ishwar (=Tuhan). Nama Mahaamad disebut lima kali dalam 18 bait di Bavisha Purana. Raja Bhoj kemudian mendapat informasi bahwa lelaki tersebut adalah Nabi Muhammad yang tinggal di gurun Arabia. Ia memutuskan pergi menemuinya bersama menterinya (dalam kisah lain disebut hanya menyuruh menterinya). Ia berhasil bertemu dan diberi nama Abdullah oleh beliau. Sekembali ke kerajaannya, keluarga kerajaan tidak mau menerimanya kembali karena ia telah berganti keyakinan. Ia kemudian hidup tidak sebagai raja dan tidak diketahui akhir hidupnya.

Dalam Mahabharata disebutkan bahwa seorang bijak akan datang. Kemanapun ia pergi, ada awan yang selalu berjalan menaunginya. Dalam sejarah lain memang tercatat bahwa Buhaira seorang pendeta Nasrani dari Suriah mengenali Muhammad muda dengan ciri yang juga tercantum dalam kitabnya. Dalam kitab Kalki Purana bahkan lebih lengkap lagi. Disebutkan bahwa avatar terakhir akan datang di Kali Yuga (=jaman kehancuran) untuk memberi kedamaian, ia lahir pada hari kedua belas (Muhammad lahir 12 Rabiul Awal), ayahnya bernama Vishnu Bhagat (=pelayan tuhan=Abdullah), ibunya bernama Soomati (=perdamaian=Aminah), berbadan atletis, berbau wangi, mendapat kebijaksanaan di sebuah gunung (Muhammad mendapat wahyu pertama di gua Gunung Hira), mendapat kuda dari tuhan yang berlari lebih cepat dari cahaya mengelilingi bumi dan 7 langit (Muhammad saat Isra’ Mi’raj mengendarai Bouraq), dan…..akan membelah bulan!

Tiga ratus tahun kemudian, India utara dan barat laut ditaklukkan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al Ghaznawi dari Dinasti Abbasiyah. Ikut menyertai beliau adalah cendekiawan jenius Al Biruni yang mencatat dalam buku Tarikh al-Yamini bahwa bawa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme di India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, “Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran.” 

Masih banyak kisah lain yang membuktikan bahwa bulan memang pernah terbelah, bukan sekedar hoax. Sebut saja nama Baba Ratan dari Bhatinda di Punjab yang juga menyaksikan kejadian tersebut. Ia berhaji dua kali makamnya ada di Tabar Hind. Penanggalan suku Maya menyebutkan bahwa terjadi gempa di bulan pada 9.9.9.16.0 yang dianggap sama dengan penanggalan Gregorian tanggal 9 February 623 M (sedikit berbeda) dan lambang kelinci yang mukanya terbagi dua diganti dengan lambang monyet. Penanggalan China juga mencatat peristiwa fenomenal pada abad ke-7 di masa Raja Sun Wu Kong (awal Dinasti Tang) yang menganggap tahun tersebut dihitung lebih lama 5 hari untuk memberi waktu bulan ber-reorganizasi. Pada masa itu pula diciptakan FESTIVAL BULAN dimana penduduk memakan kue bulan di luar rumah di bawah bulan, caranya memakannya pun ada aturan tersendiri yaitu kue harus dibelah dua terlebih dahulu baru boleh dimakan.

Dan…..akan tetap ada yang bilang bahwa itu semua adalah hoax.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar