Selamat datang di Novo Olshop ! Pilih barang yang anda inginkan dan sms atau WA ke 0838 4000 1415

Senin, 29 Mei 2017

Nusantara & Magelang di bawah VOC (1601-1799)

Dipublikasikan pertama kali tanggal 22 Januari 2014
oleh Novo Indarto
(Seri 2) 
Nusantara berasal dari kata 'nusa' dan 'antara' oleh Mahapatih Gadjah Mada dalam Sumpah Palapa. Setengah abad sebelumnya, istilah Dwipantara atau 'dwipa' dan 'antara' telah dikeluarkan oleh Kertanegara pada tahun 1275. Istilah nusantara digunakan untuk menunjuk kepulauan dari Sumatra hingga Papua sebelum istilah Indonesia di-launching pada Konggres Pemuda II tahun 1928. 'Orang Belanda' sendiri (baik VOC maupun negara Belanda) lebih menyukai menyebut dengan 'semenanjung yang penuh harapan baik', 'Hindia Timur', dan 'Hindia Belanda'.
(Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah persekutuan dagang swasta (gabungan perseorangan) dari Belanda yang beroperasi di Hindia Timur. VOC merupakan perusahaan swasta terbesar sepanjang sejarah dunia. Sayang saja, rekor tersebut ber-object di nusantara. VOC laksana negara dalam negara Belanda, mempunyai angkatan bersenjata dan sederet hak eksklusif lainnya. Nusantara dijajah oleh perusahaan ini (bukan negara) selama sekitar 189 tahun, dari tahun 1610 hingga 1799 M. Selama penjajahan VOC, ada 33 Gubernur Jenderal yang bergantian memimpin Hindia Belanda. Magelang saat itu berada di bawah kerajaan Medang atau Mataram yang semasa Sultan Agung sempat mempunyai kekuatan besar hingga mampu menggempur markas VOC dan menewaskan J.P.Coen sang Gubernur Jendralnya.
Magelang konon menjadi kebondalem/kebun sayur mayur dan tanaman lainnya milik Mataram yang berpusat di Kartosuro. Setelah Perjanjian Giyanti yang ditandatangani di tanggal 13 Februari 1755, maka Mataram pecah menjadi dua yaitu sebelah barat Kali Opak menjadi Kasultanan Yogyakarta dan sebelah timur Kali Opak menjadi Kasunanan Surakarta. Sementara VOC mendapat daerah pesisir utara. Kedu yang saat itu belum terbentuk sebagai karesidenan dengan Magelang di dalamnya otomatis masuk kedalam wilayah Yogyakarta. Raja Mataram dan kemudian Sultan Hamengku Buwono 1 telah melakukan bisnis internasional utamanya perdagangan agrobisnis. Salah satu rempah yang turut diperdagangkan adalah buah pala produksi Kebonpolo.
Oleh : Novo
_____________
Boleh share atau copas dengan menyebutkan sumbernya. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar