Selamat datang di Novo Olshop ! Pilih barang yang anda inginkan dan sms atau WA ke 0838 4000 1415

Senin, 29 Mei 2017

Nusantara & Magelang di bawah Prancis (1800-1811)

Dipublikasikan pertama kali tanggal 23 Januari 2014
oleh Novo Indarto
(Seri 3)
Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC resmi dibubarkan karena bangkrut dan alasan-alasan lain. Pemerintah Belanda yang saat itu disetir oleh Prancis tidak ingin Hindia Belanda dilepas begitu saja. Maka pada 1 Januari 1800 pemerintah Prancis resmi menguasai nusantara.
Pemimpin atau Gubernur Jenderal yang diangkat adalah Pieter Gerardus van Overstraten, yaitu Gubernur Jenderal VOC terakhir. Dengan demikian, ia adalah gubernur jenderal ke 33 yang memimpin pada dua kepemerintahan. Selama pendudukan Prancis, Hindia Belanda dipimpin bergantian oleh 5 Gubernur Jendral.
Prancis yang mulai menduduki Belanda pada musim dingin 1794/1795 dan menguasai Amsterdam pada 20 Januari 1795 menggunakan Belanda sebagai kepanjangan tangannya di Hindia Belanda. Pun begitu orang Prancis tetap pernah hadir di Hindia Belanda.
Diantara Gubernur Jenderal yang meƱonjol adalah Daendels. Ia orang Belanda yang berkarir di Prancis sehingga kenal baik dengan Napoleon Bonaparte yang memintanya ke Hindia Belanda tahun 1808 untuk mempertahankan Jawa dari serangan Inggris. Saat itu, Jawa adalah satu-satunya koloni Prancis-Belanda yang masih bertahan. Maka Daendels melebarkan jalan dari Anyer, juga membuat jalan dari Bogor. Jalur Daendels di pantura dimaksudkan untuk memudahkan pertahanan. Semua laporan tertulis Daendels dalam bahasa Prancis dikirim langsung ke Napoleon sehingga catatan tentang Daendels sangat sedikit di museum Belanda namun banyak sekali di museum Prancis. Orang Belanda bawahan Daendels banyak yang tidak suka dengannya sehingga menghembuskan isu kerja rodi dll, padahal dalam laporan di Prancis tertulis laporan keuangan beserta perincian upah pekerja. Sempat proyek jalan terhenti karena kehabisan dana, sempat pula pekerja mogok kerja karena tidak sanggup memotong bukit. Jadi apakah mungkin itu kerja rodi? Akhirnya Daendels memerintahkan menembak bukit dengan tembakan meriam.
Daendels sempat mengibarkan bendera Prancis di Batavia dan juga pernah bersama ribuan tentara berangkat ke Yogyakarta melalui Magelang, memaksa Hamengkubuwono II yang membangkang padanya agar mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya termasuk Magelang kepada Hamengkubuwono III.
Pun begitu, Daendels dengan verplicht leverantie mewajibkan pribumi menjual hasil bumi kepada Prancis dengan harga sangat murah, kewajiban pajak hasil bumi contingenten, dll. Sifat disiplin dan keras membuatnya dijuluki 'marsekal besi', ' jenderal guntur', dan 'mas galak'. Setelah sebagian programnya terlihat berhasil, Napoleon Bonaparte memanggilnya untuk membantunya memimpin pasukan karena Daendels adalah seorang yang cakap berperang. Namun penggantinya yaitu Janssen berkebalikan dengannya karena cakap di logistik namun tidak pandai berperang sehingga Jawa kemudian jatuh di tangan Inggris.
Magelang diyakini turut mengecap pelebaran jalan Groote Postweg yang dilakukan oleh Daendels.

_______________
Boleh share dan copas dengan menyebutkan sumbernya. Trmksh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar